VISI MISI PROGRAM STUDIO TEOLOGI (S1)

VISI: Menjadi Program Studi Sarjana Teologi yang unggul dalam mendidik pribadi yang:

1. Bijaksana dan peka akan realitas sosial 4.0;
2. Mampu merefleksikan iman kristianinya secara kontekstual di Era Digital; dan
3. Mampu menjadi teolog Katolik yang andal bagi Gereja dan dunia.

MISI:

1. Menyelenggarakan pendidikan Teologi Katolik demi memajukan nilai-nilai kemanusiaan universal;
2. Mengembangkan penelitian Teologi Katolik yang kontekstual;
3. Mewujudkan pengabdian kepada masyarakat dalam persaudaraan sejati.

Tujuan Program Studi Sarjana Teologi STFT WS

Untuk mewujudkan misi tersebut, STFT Widya Sasana menyelenggarakan Program Studi Teologi, jenjang program Sarjana. Berdasarkan Tri Darma Perguruan Tinggi, tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

Dalam Pendidikan dan Pengajaran, STFT melakukan aktivitasnya dengan sasaran membentuk para Sarjana Teologi yang:

1. Mempunyai kematangan intelektual, kritis, peka dan terlibat dalam menggalakkan nilai-nilai kemanusiaan universal, keadilan dan perdamaian;
2. Mampu merefleksikan iman kristianinya secara benar dan mengintegrasikannya dalam hidup, serta mampu mendialogkan dan mengomunikasikannya dalam konteks realitas budaya, sosial, religius dan tanggap terhadap tanda-tanda zaman;
3. Pada akhirnya mampu menjadi pemimpin gerejawi atau pemimpin masyarakat yang andal, yang menjunjung tinggi jiwa pelayanan dan bekerja sama untuk membangun persaudaraan sejati.

Dalam Penelitian, sasaran yang hendak dicapai sebagai berikut: 

Prodi mampu membentuk komunitas ilmiah dalam bidang Teologi yang kritis dan tanggap-terlibat dengan persoalan-persoalan gereja dan masyarakat;

Dalam Pengabdian kepada Masyarakat, Prodi mempunyai sasaran sebagai berikut: 

1. Berperan aktif dan kritis dalam mewujudkan masyarakat yang mengedepankan keadilan dan perdamaian, baik dalam lingkup komunitas-komunitas gerejawi maupun masyarakat luas;
2. Membentuk para Mahasiswa agar memiliki perhatian terhadap perkembangan dan perubahan masyarakat dan terlibat aktif, misalnya lewat KKN (kuliah kerja nyata) dan juga tulisan-tulisan ilmiah dan populer;
3. Mendorong para dosen rajin dan giat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan intelektual di perguruan-perguruan tinggi dan lembaga-lembaga akademis, baik nasional maupun internasional, juga dalam kegiatan-kegiatan penelitian, ceramah, kuliah umum, maupun publikasi.